Apa yang dimaksud dengan inflasi atau inflation?. Pengertian bidang ekonomi Inflasi yaitu suatu keadaan perekonomian di suatu negara dimana terjadi kecenderungan kenaikan harga – harga barang dan jasa secara umum dalam waktu yang panjang disebabkan karena tidak seimbangnya arus uang dan barang.
Kenaikan harga yang sifatnya sementara tidak termasuk dalam inflasi, contohnya kenaikan harga menjelang hari raya Idul Fitri. Umumnya inflasi terjadi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Tentu saja dari kenaikan harga sembako, kebutuhan pokok, maupun barang atau jasa lain, sejumlah pihak yang akan dirugikan, seperti pedagang kecil dan konsumen. Dampak besar dari inflasi yang buruk dapat mempengaruhi perekonomian suatu negara. Tidak heran, pemerintah secara mati – matian akan menjaga laju inflasi agar tetap terkendali.
Baca juga : Pengertian Integrasi Nasional
Inflasi juga merupakan gejala ekonomi yang tidak mungkin dihilangkan secara tuntas. Berbagai upaya yang dilakukan biasanya hanya sebatas pengendalian inflasi saja.
Daftar Isi
Pengertian Inflasi|Jenis, Dampak, Teori, & Penyebab
Jenis Inflasi

Inflasi dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu berdasarkan tingkat keparahan, penyebab, dan sumbernya. Berikut penjelasan selengkapnya:
1. Jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya
Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dibagi menjadi 4 yaitu:
- Inflasi Ringan, yaitu inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu mengganggu perekonomian suatu negara. Terjadi kenaikan harga barang dan jasa secara umum, yaitu di bawah 10% per tahun dan dapat dikendalikan.
- Inflasi Sedang, yaitu inflasi yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat berpengahailan tetap, namun belum membahayakan aktivitas perekonomian suatu negara. Inflasi ini berada di kisaran angka 10% – 30% per tahun.
- Inflasi Berat, yaitu inflasi yang mengakibatkan kekacauan perekonomian di suatu negara. Pada kondisi yang umumnya masyarakat lebih memilih menyimpan barang dan tidak mau menabung karena bunganya jauh lebih rendah ketimbang nilai inflasi. Inflasi ini berada di kisaran angka 30% – 100% per tahun.
- Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation), yaitu inflasi yang telah mengacaukan perekonomian suatu negara dan sangat sulit untuk dikendalikan meskipun dilakukan dengan kebijakan moneter dan fiskal. Inflasi ini berada di kisaran angka 100% ke atas per tahun.
2. Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya
Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Demand pull inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena permintaan akan barang dan jasa lebih tinggi dari yang bisa dipenuhi oleh produsen.
- Cost push inflation, yaitu inflasi yang terjadi akibat terjadi kenaikan biaya produksi sehingga harga penawaran barang naik.
- Bottle neck inflation, yaitu inflasi campuran yang disebabkan oleh faktor penawaran atau faktor permintaan.
3. Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Domestic inflation, yaitu inflasi yang bersumber dari dalam negeri. Inflasi yang terjadi karena jumlah uang di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi jenis ini juga dapat terjadi ketika jumlah barang dan jasa tertentu berkurang sedangkan permintaan tetap sehingga harga naik.
- Imported inflation, yaitu inflasi yang bersumber dari luar negeri. Inflasi ini terjadi pada negara yang melakukan perdagangan bebas dimana ada kenaikan harga di luar negeri. Seperti, Indonesia yang melakukan impor barang modal dari negara lain. Ternyata harga barang modal di negara tersebut naik, kenaikan harga tersebut berdampak bagi Indonesia sehingga mengakibatkan inflasi.
Dampak Inflasi

Berdasarkan pada pengertian inflasi di atas, kondisi ekonomi yang memiliki dampak positif dan negatif bagi suatu negara. Berikut ini adalah beberapa dampak inflasi secara umum:
Baca juga : Pengertian Delegasi
1. Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan
Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat. Pada kondisi tertentu, seperti inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian.
Namun, inflasi akan berdampak buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap sedangkan harga barang dan jasa naik.
2. Dampak Inflasi Terhadap Ekspor
Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang saat mengalami inflasi, karena biaya ekspor akan lebih mahal. Selain itu, daya saing barang ekspor juga mengalami penurunan, yang pada akhirnya pendapatan dari devisa juga berkurang.
3. Dampak Inflasi Terhadap Minat Menabung
Pada kondisi inflasi ini dimana minat menabung sebagian besar orang akan berkurang. Alasannya, karena pendapatan dari bunga tabungan jauh lebih kecil sedangkan penabung harus membayar biaya administrasi dari tabungannya.
4. Dampak Inflasi Terhadap Kalkulasi Harga Pokok
Kondisi inflasi akan mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok menjadi sulit karena bisa menjadi terlalu kecil atau terlalu besar. Persentase inflasi yang terjadi di masa depan seringkali tidak dapat diprediksi secara akurat.
Hal yang kemudian akan membuat proses penetapan harga pokok dan harga jual menjadi tidak akurat. Pada kondisi tertentu, inflasi akan membuat para produsen kesulitan dan mengakibatkan kekacauan perekonomian dalam suatu negara.
Teori Inflasi

Ada tiga teori inflasi yang digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan mengapa inflasi bisa terjadi, yaitu:
1. Terori Kuantitas
Seperti yang disebutkan pada pengertian inflasi di atas, semakin banyak uang yang beredar maka harga barang dan jasa akan naik.
2. Teori Keynes
Menurut Teori Keynes, inflasi bisa terjadi saat suatu golongan masyarakat ingin hidup melebihi batas kemampuan ekonominya dengan membeli barang dan jasa secara berlebihan. Sesuai hukum ekonomi, semakin banyak permintaan sedangkan penawaran tetap, maka harga – harga akan naik.
3. Teori Struktural
Inflasi juga dapat terjadi ketika produsen tidak bisa mengantisipasi dengan cepat terjadinya kenaikan permintaan akibat pertambahan penduduk.
Penyebab Inflasi

Inflasi tidak terjadi begitu saja, namun disebabkan oleh berbagai faktor. Secara umum, penyebab inflasi adalah karena terjadinya kenaikan permintaan dan biaya produksi.
Baca juga : Definisi Otonomi Daerah
Selengkapnya, berikut ini adalah beberapa penyebab inflasi:
1. Meningkatnya Permintaan (Demand Pull Inflation)
Inflasi yang terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang dan jasa tertentu. Dalam hal ini, peningkatan akan permintaan jenis barang dan jasa tersebut terjadi secara agregat (agregat demand).
Hal ini terjadi bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
- Meningkatnya belanja pemerintah
- Meningkatnya permintaan barang untuk diekspor
- Meningkatnya permintaan barang untuk swasta
2. Meningkatnya Biaya Produksi (Cost Pull Inflation)
Inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun peningkatan biaya produksi disebabkan karena kenaikan harga bahan-bahan baku, misalnya:
- Harga bahan bakar naik
- Upah buruh naik
3. Tingginya Peredaran Uang
Inflasi yang terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang dibutuhkan. Ketika jumlah barang tetap sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat, maka bisa terjadi kenaikan harga – harga sampai 100%.
Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, dimana kekurangan anggaran tersebut diatasi dengan cara mencetak uang baru. Namun hal tersebut membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan mengakibatkan adanya inflasi.
Dengan demikian dapat kita ketahui apabila terjadi inflasi yang buruk bisa berakibat tidak baik bagi suatu negara, dan sebaliknya. Semoga penjelasan di atas mengenai pengertian inflasi, penyebab inflasi, jenis inflasi, dampak dan teori inflasi menjadi bermanfaat.