Ini Potret Peninggalan Sejarah di Papua | Peninggalan PD II

Membahas tentang Papua memang tidak akan ada habisnya. Papua sudah terkenal dengan pemandangan alamnya yang indah dan wisata baharinya yang tiada dua. Destinasi wisata bersejarah di  Papua juga cukup banyak yang bisa dijadikan refrensi. Barang tentu ada banyak hal yang bisa kita pelajari dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Ingat bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Dengan mengunjungi tempat bersejarah, kamu menjadi lebih paham perjalanan bangsa Indonesia. Dengan mempelajari sejarah maka bisa meningkatkan sikap tenggang rasa dan toleransi dalam bermasyarakat.

Situs Purbakala di Papua

Buat kamu yang memiliki keingintahuan terhadap kehidupan zaman batu atau ingin berlibur dengan sesuatu yang bisa menambah pengetahuan. Mengujungi situs-situs purbakala yang banyak tersebar di seluruh wilayah Papua adalah jawabannya. Papua memiliki potensi besar untuk menggali lebih banyak pengetahuan tentang kehidupan prasejarah. Kerap ditemukan artefak-artefak oleh para arkeolog. Hal tersebut menjadi pembuktian nyata mengenai kehidupan pada zaman prasejarah. Kehidupan di zaman batu, manusianya mulai belajar menciptakan alat untuk membantu aktifitas mereka kala itu. Zaman batu juga dipisahkan menjadi beberapa masa, yaitu Paleolitikum,Mesolitium, Megalitikum dan Nelitikum. Terdapat juga temuan lukisan-lukisan purbakala pada dinding gua. Situs purbakala merupakan peninggalan bersejarah Papua yang indah.

Baca juga : Sejarah Kota Jayapura

Situs Megalitik Tutari

Situs Megalitik Tutari

Terletak di Kampung Doyo Lama, Waibu merupakan Situs Prasejarah zaman batu megalitikum. Megalit berarti batu besar. Pengunjung dapat melihat batuan Ondoafi dengan ukuran besar berbentuk seperti kepala dan leher. Batuan Ondoafi di situs ini mewakili tiap-tiap suku tua di Doyo Lama. Pada batuan Ondoafi pengunjung dapat melihat ukiran prasejarah di atasnya. Setiap ukiran menggambarkan aktifitas yang dilakukan pada kala itu.Masa Megalitikum manusianya mempercayai adanya kekuatan dari benda-benda tertentu. Benda yang bisa pengunjung lihat di Situs Megalitik Tutari merupakan contoh konkret bagaima kehidupan zaman batu besar pada kala itu di Papua. Situs ini terletak 10 km dari arah barat Bandara Sentani.

Situs Purbakala Kokas

Situs Purbakala Kokas

Berlokasi di desa Kokas, Fakfak, Papua Barat. Penduduk lokal menyebut tempat ini sebagai Situs Purbakala Tapurarang atau Lukisan Cap Tangan Darah. Kaena di situs ini ditemukan cap tangan berwarna merah pada sepanjang dinding-dinding tebing dan gua. Tidak hanya cap tangan, ada juga lukisan berupa wajah manusia, lumba-lumba hingga bumerang. Situs Purbakala Kokas merupakan tempat yang sakral bagi warga setempat. Untuk mencapai Situs Purbakala Kokas, pengunjung dapat menggunakan kendaraan umum dari terminal Fakfak menuju dermaga Ubadari. Sesampainya di dermaga lanjut dengan longboat Keindahan lukisan purbakala dapat pengunjung nikmati dari atas longboat apabila air laut sedang surut. Tidak ada tiket masuk untuk mengunjungi situs ini cukup membayar tip untuk guide.

Peninggalan Bersejarah Perang Dunia II

Letak geografis Papua yang masih tergolong alami memberi kesan misterius bagi setiap wisatawan. Hanya warga setempat saja yang sudah terbiasa melewati hutan rimbun. . Pertempuran antara sekutu melawan Jepang juga dilakukan disejumlah tempat di Papua. Diantara rimbunnya hutan dapat ditemukan peinggalan-peninggalan bersejarah sisa perang dunia dua.

Pulau Owi

Pulau Owi

Dikelilingi oleh tiga taman laut, yang luar biasa indah yaitu Padaido, Rani Mapia, dan Meos Indi. Dibalik keindahan pemandangan Pulau Owi ternyata Pulau Owi merupakan lokasi yang digunakan mengalahkan Jepang oleh Belanda bersama sekutunya pada Perang Dunia II. Pulau Owi merupakan pangkalan udara bagi sekutu pada saat itu. Tepat di kedalaman 30 meter dapat ditemukan bangkai pesawat Amphibi Catalina.

Tangki Minyak Sekutu

Tangki Minyak Sekutu

Terletak di Depapre, Kabupaten Jayapura. Pada Perang Dunia ke II tangki ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan bakar seperti solar dan avtur. Letak tangki ini tepat di antara arah Pantai Tablanusu dan Pantai Amay. Pemerintah sudah memasang pagar disekeliling tangki.Total keseluruhan terdapat 26 tangki minyak yang letaknya tersebar.

Tank di Hutan Bikar

Tank di Hutan Bikar

Merupakan peninggalan bersejarah Perang Dunia II. Untuk mencapai lokasi tank pengunjung harus dipandu oleh warga setempat. Tank peninggalan ini masih dalam kondisi yang baik hanya saja ada beberapa bagian dari tank sengaja di rusak supaya tidak ada yang memakai.

Tugu MC.Arthur

Tugu MC.Arthur

Berada di Puncak Gunung Ifar, Sentani, Jayapura. Tugu ini didirikan oleh sekutu sebagai pengingat karena sudah berhasil menang mealawan Jepang di Perang Dunia II. Dalam menghadapi Jepang, Jenderal Douglas MacArthur menggunakan strategi perang ciptaanya yang terkenal, yaitu loncat katak.

Pulau Doom

Pulau Doom

Berlokasi dekat dengan Sorong hanya berjarak 3km. Pulau ini merupakan tempat bersejarah yang indah di Papua Barat. Jika kamu datang ke pulau Doom, cobalah untuk berjalan mengeliling pulau kecil ini. Pada masa pemerintahan Belanda, Pulau Doom merupakan pusat ibukota yang disebut Onderafdeling. Bagi pengunjung yang datang dapat melihat sisa-sisa bangunan peninggalan kolonial Belanda di pulau ini. Pulau Doom sendiri telah dipetakan oleh Belanda sejak abad ke-19. Di Pulau Doom kamu bisa menjajal berkeliling pulau dengan mengendarai becak. Uniknya becak hanya akan kamu temui di pulau ini saja.

Peninggalan Bersejarah Jepang

Jika ada sisa peninggalan Perang Dunia II milik Belanda dan sekutunya. Maka di Papua pun tersebar peninggalan bersejarah milik Jepang.

Gua Jepang dan Gua Binsari

Gua Jepang dan Gua Binsari

Kedua gua ini yang menyimpan situs sejarah yang misterius. Gua Jepang berada di Biak Kabupaten Biak Numfor. Terdapat lima kamar menghadap Samudera Pasifik di dalam Gua Jepang dan sebuah lorong dari Gua Binsari yang memiliki akses masuk ke dalam kamar-kamar tersebut. Konon diceritakan bahwa penjaga gua ini adalah seorang nenek (Abyab Binsari). Karenanya warga setempat menamakan gua ini sebagai Gua Binsari. Kedua gua ini dipakai sebagai tempat persembunyian Jepang. Sebab letaknya yang berada dibawah tanah pada saat Perang Dunia II, militer Amerika Serikat menjatuhkan bom. Serangan bom Amerika Serikat mengakibatkan 3,000 tentara Jepang tewas karena terjebak didalam gua. Sampai hari ini masih banyak tersebar peninggalan sisa-sisa pertempuran. Kamu bisa menggunakan layanan kapal Pelni untuk bisa sampai di kedua gua ini dengan rute Nabire-Serui-Biak.

Baca juga : Sejarah Kota Manokwari

Peninggalan-peninggalan bersejarah yang masih terjaga sampai sekarang patut untuk diapresiasi. Peninggalan bersejarah tentunya memiliki history yang sudah seharusnya kita pelajari. Jika bukan kita yang menghargai sejarah bangsa ini maka siapa lagi? Berwisata ke tempat wisata memang belum menjadi lifestyle, lain halnya jika pergi berwisata ke tempat wisata yang sedang hits. Tapi itu bukan alasan. Ayo, gali rasa keingintahuanmu. Jangan sampai kita menyesal karena orang lain lebih paham tentang sejarah bangsa kita.