Uang Elektronik Solusi Praktis Pembayaran Belanja Online

60% Masyarakat Indonesia saat ini melakukan transaksi pembayaran mereka menggunakan uang elektronik. Gaya hidup yang berubah ini sesuai dengan misi pemerintah yang menggaungkan tentang cashless society sejak 2013. Uang elektronik merupakan atktifitas yang menggunakan uang digital dalam skala kecil. Namun transaksi menggunakan uang elektronik harus terhubung dengan jaringan internet.

Uang Elektronik di Indonesia

Uang Elektronik di Indonesia

Bank Indonesia mengeluarkan peraturan nomor 20/6/PBI/2018 mengenai uang elektronik. Peraturan ini guna untuk meregulasi sistem transaksi tunai dan non tunai di Indonesia. Data mencatat pada tahun 2019 penggunaan uang elektronik di Indonesia mengalami pertumbuhan sebanyak 8%. Di Indonesia penggunaan uang elektronik dibedakan menjadi dua jenis, yaitu chip atau card money dan uang elektronik menggunakan server.

Sebenarnya ada lebih dari tiga puluh uang elektronik yang beredar di Indonesia. Uang elektronik berbasis server, Ovo dan Go-pay, adalah yang paling sering saya lihat. Setiap kali saya pergi ke restoran, pusat perbelanjaan atau bahkan bioskop, selalu ada pilihan pembayaran menggunakan Ovo dan Go-pay. Jangan lupakan promo cash back besar yang kedua-nya tawarkan. Belakangan transaksi uang elektronik juga mulai diramaikan dengan Dana, startup karya anak bangsa. Jadi Ovo dan Go-pay tidak berduaan saja.

Baca juga : Pinjaman Online

Startup Terkuat di Indonesia

Dari sekian banyak uang elektronik berbasis server yang beredar tapi hanya Ovo dan Go-Pay yang akrab di masyarakat. Saya yakin diantara para pembaca pasti rutin menggunakan uang elektronik diatas. Saya tergelitik untuk membahas lebih detail tentang OVO, Go-Pay dan yang ketiga Dana.

OVO

OVO

Proyek awal OVO dikerjakan sekitar 2,5 tahun sebelum di rilis pada 2018. Ide berawal dari banyaknya masyarakat Indonesia yang ingin berpartisipasi pada ekonomi digital namun tidak tahu harus mulai dari mana. Sementara Lippo group dan Tokyo Century adalah yang mengawali berinvestasi di OVO. Total uang yang diinvestasikan kala itu sebesar $12O juta. Selain Lippo masih ada 8 investor di dalam OVO.  Pada tahun 2018, OVO berhasil bermitra dengan Grab, Alfagroup dan Tokopedia ditambah lagi dengan jaringan dari Lippo group. OVO gencar menjalin kemitraan dengan beberapa perusahaan penting di Indonesia. Itu semua membuat OVO sukses memperluas jaringan kemitraannya di Indonesia. Usaha kerjasama antara OVO dengan tokopedia meningkatkan secara tajam pertumbuhan pengguna OVO. Di tahun 2018 OVO berhasil menjalin kemitraan lebih dari tiga ratus kota di Indonesia. Tidak hanya itu disejumlah pusat perbelanjaan OVO kerap membuka gerai untuk menjaring pengguna baru.

Kini OVO di bawah naungan PT. Visionet Internasional menurut CB Insight memiliki nilai sekitar $2,9 Milyar. Dengan prestasi yang dicapai oleh OVO, maka OVO merupakan salah satu perusahaan startup berstatus unicorn. Pada pertengahan tahun 2018, PT. Visionet Internasional mengumumkan jumlah pengguna OVO sebanyak 60 juta. OVO berhasil membantu pemerintah mengubah sistem pembayar di Indonesia. Sebelumnya 90% masyarakat Indonesia selalu membayar dengan tunai. Karenanya OVO berinovasi dengan menyediakan platform pembayaran online. Sistem pembayaran yang mudah dan aman membuat masyarakat tertarik mencoba. Disamping itu promosi yang dilakukan OVO juga tidak main-main. Dalam sekali transaksi OVO bisa memberikan diskon atau cashback hingga 40% bahkan bisa lebih.

Kepiawaian OVO dalam memilih mitra bisnis yang strategis patut diacungi jempol. Rencananya OVO ingin bisa digunakan oleh masyarakat dalam berbagai bentuk transaksi pembayaran. Dana yang di top up akan dikelola oleh OVO sebagai payment service. Selain itu transaksi digital sangat menghindari beredarnya uang palsu. Goal OVO sendiri menjadi Sistem pembayaran nomor satu dan pelayanan keuangan pribadi di Indonesia.

Baca juga : OVO

Go-Pay

Go-Pay

Go-Pay sejak awal merupakan aplikasi pembayaran di sebuah aplikasi GO-Jek. Go-Jek sendiri merupakan salah satu perusahaan startup Indonesia yang pendapatannya masuk dalam jajaran unicorn. Perusahaan yang salah satu foundernya adalah menteri Nadiem Makarim, berdiri pada Oktober 2010. Aplikasi Go-jek memberikan pilihan pada penggunanya untuk bertransaksi menggunakan Go-Pay sebagai metode pembayaran elektronik. Dahulu diawal perkenalan pengguna yang bertransaksi menggunakan Go-Pay bisa membayar lebih murah dibandingkan dengan membayar secara cash. Google Inc sendiri merupakan salah satu investor. Pada Januari 2018 Go-jek mendapatkan investor sebesar $1.2 miliar. Tidak hanya itu masih ada sederet nama-nama investor besar yang mau berinvestasi dengan Go-Jek.

Besarnya modal yang dimiliki Go-Jek seakan membuka peluang bagi Go-Pay memimpin di bidang digital cash. Go-pay yang sudah menjadi platform uang elektronik terus melakukan inovasi. Meski demikian Go-Pay masih memutuskan untuk bergabung dengan Go-Jek. Kemudahan menggunakan Go-Pay adalah terdapat pilihan menerima uang dan menarik uang dari Bank. Melalui Go-Pay, pengguna juga bisa memperoleh riwayat transaksinya. Sehingga bagi pengguna yang membutuhkan receipt untuk keperluan tertentu bisa memperolehnya melalui e-mail yang sudah di daftarkan diawal.

Pada Juni 2019 diketahui jumlah pengguna Go-Pay sebanyak 155 juta. Jumlah ini masih akan terus meningkat. Go-Pay tidak hanya bisa digunakan pada aplikasi Go-Jek. Pengguna dapat berbelanja, membeli makanan, membeli tiket, membeli game, donasi,semuanya menggunakan uang elektronik Go-Pay.

Baca juga : Go-Pay

Dana

Dana

Dana hadir pada 5 September 2018 untuk menjawab keluhan masyarakat mengenai keharusan bagi mereka men-download aplikasi tertentu untuk pembayaran digital. 99% saham dimiliki oleh PT. Elang Sejahtera Mandiri. Dalam setiap transaksinya Dana bekerjasama dengan bank dari dalam negeri seperti BCA, Danamon, Mandiri dsb. Keamanan bertransaksi dengan Dana tidak perlu diragukan lagi. Ant Finacial turut berkerjasama mengembangkan Dana. Ant Financial adalah pemilik teknologi Alipay yang namanya sudah mendapat pengakuan di dunia digital money.

Sebagai digital wallet, ada beragam transaksi yang bisa pengguna manfaatkan. Diantaranya pembayaran non tunai dan tanpa kartu pada layanan sosial seperti BPJS,PLN, pembayaran dana pendidikan, hingga untuk membeli makanan. Dana berhasil bekerja sama dengan merchant besar sekelas Bukalapak. Pengguna tidak perlu mendownload dana karena akan selalu muncul pilihan otomatis pembayaran menggunakan dana. Pengguna cukup melakukan scan pada barcode yang teredia.  Setiap dana yang ada di dompet Dana bisa digunakan sebagai proses pembayaran tanpa ribet. Dana menggaransi pengguna layanannya dengan mengembalikan 100% dana apabila terjadi kesalahan dalam transaksi. Untuk promosinya Dana juga tergolong berani. Sempat ada promo beli 1 gratis 1. Belum lagi diskon dan cashback yang Dana tawarkan cukup besar. Saya pernah melihat di sejumlah rumah makan promo cashback yang hampir 50%

Baca juga : Dana

Banyak keuntungan yang ditawarkan dari menggunakan uang elektronik. Masyarakat tidak perlu repot membawa uang tunai kemana-mana. Disamping itu ada banyak promosi menarik yang bisa diperoleh pengguna uang elektronik, seperti diskon atau cash back. Penggunaan uang elektronik juga mengurangi dana negara mencetak uang setiap tahunnya. Resiko beredarnya uang palsu juga dapat dihindari. Sekarang pilihan ada di tangan masyarakat ingin menggunakan platform yang mana. Semuanya memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.