Sejarah panjang klub Delta Putra Sidoarjo atau Deltras yang harus berakhir pada tahun 2016. Hal itu setelah klub yang cikal bakalnya bernama Gelora Dewata meleburkan diri bergabung dengan Persida Sidoarjo, klub kontestan Indonesia Soccer Championship (ISC) B.
Proses penyatuan antara Persida-Deltras berlangsung cukup cepat, hanya beberapa hari sebelum kick off ISC B tahun yang berlalu. Bahkan saat berlaga di kandang PSBK Blitar, nama tim yang tercantum yaitu Sidoarjo United, bukan Persida Sidoarjo.
Hal tersebut merupakan merger ketiga di sepak bola nasional pada tahun 2016 setelah sebelumnya ada penyatuan Surabaya United dengan PS Polri dan PS TNI dengan Persiram Raja Ampat. Merger Persida-Deltra dianggap menjadi solusi untuk mempertahankan eksistensi tim profesional di Sidoarjo. Namun, tentu saja sejarah akan tertulis pada kisah yang dapat disimak berikut ini:
Baca juga : Semen Padang FC
Daftar Isi
Sejarah Klub Sepak Bola Deltras FC
Sidoarjo memiliki stadion yang megah. Gelora Delta dibangun sejak tahun 1996 untuk persiapan menyambut PON 2000. Tempat tersebut yang memang dipergunakan untuk pembukaan pesta olahraga empat tahunan bangsa Indonesia tersebut.
Delta Raya Sidoarjo atau biasa disingkat dengan Deltras FC merupakan sebuah klub sepak bola yang bermain di Liga 3 2019 Jawa Timur dan bermarkas di kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Klub yang memiliki julukan sebagai The Lobster ini berdiri pada tahun 1989 dengan nama Gelora Dewata ’89 yang selanjutnya bermarkas di Bali. Gelora Dewata yang didirikan oleh pengusaha bernama HM. Mislan. Gelora Dewata lalu pindah ke Sidoarjo pada musim kompetisi 2001 setelah menjalani beberapa pertandingan pertama di Divisi Utama LI 2001, dengan menggunakan nama Gelora Putra Delta.
Baca juga : Sejarah Persela Lamongan
Gelora Delta Putra kemudian berganti nama menjadi Delta Putra Sidoarjo atau Deltras beberapa waktu dan masih tahun 2001 juga. Pada tahun 2003 sampai saat ini, status kepemilikan berubah dari HM. Mislan kepada pemerintah kabupaten Sidoarjo. Dan pada 2011, Pemkab mengganti nama klub tersebut menjadi Delta Raya Sidoarjo.
Hal tersebut bersamaan dengan pergantian kepemilikan oleh Pemkot Sidoarjo. Tim yang semula swasta murni ini akhirnya kemudian menjadi “Plat Merah” dan secara rutin mendapat suntikan dana APBD dari Pemkot Sidoarjo.
Setelah PON berjalan, Gelora Delta pun tidak melulu menganggur. Klub pindahan asal Bali ini, Gelora Dewata, menggunakan stadion sebagai kandang dan berganti nama menjadi Gelora Putra Delta (GPD) dan berubah lagi menjadi Delta Putra Sidoarjo (Deltras) sampai sekarang.
Tentu, banyak yang beranggapan jika The Lobster merupakan julukan Deltras, dan merupakan klub sepak bola profesional di Sidoarjo. Tentunya, ada Persida, namun tim yang berjuluk Laskar Jenggolo tersebut berstatus masih amatir.
Namun, anggapan tersebut tidak semua benar. Kerana jauh sebelumnya sudah ada klub sepak bola professional juga yang bermarkas di Kota Udang, yaitu julukan Sidoarjo, tersebut. Adalah Perkesa 78 yang juga bermarkas di Sidoarjo, nama lengkapnya pun menjadi Perkesa 78 Sidoarjo.
Faktanya, klub tersebut bukan asli dari Sidoarjo. Sesuai angka yang ada, klub tersebut lahir pada tahun 1978 dengan diketuai tokoh bola Nabon Noor. Tempatnya juga berada di Jakarta, atau tepatnya di Kebayoran. Nama Perkesa yang katanya Persatuan Sepak Bola Kebayoran dan sekitarnya.
Baca juga : Sejarah Kota Yogyakarta
Pada tahun 1984, Perkesa memutuskan pindah ke Sidoarjo. Hanya untuk menjamu lawan – lawannya, tim yang mempunyai kostum kebesaran warna orange tersebut bertanding di Gelora 10 Nopember. Menurut salah satu mantan pemain Perkesa 78, Eko Prayogo, mereka memakai mes yang ada di belakang Mall Ramayana, Sidoarjo, yang kini telah berubah menjadi ruko dan hotel.
Kemudian, mes tersebut pindah di dekat Kantor Pos Sidoarjo atau lebih tepatnya di selatan. Saat ini, bekas mes Perkesa tersebut menjadi Kantor Telkom Sidoarjo.
Tempat latihan juga di Stadion Jenggolo, stadion yang di era 1980-an tersebut sudah terbilang cukup bagus. Walau bukan tim bertabur bintang, namu prestasi Perkesa tidak boleh dianggap enteng.
Runner-up Piala Liga yang pernah disabet pada tahun 1985 sebelum dikalahkan Arseto Solo di Stadion Sriwedari Solo. Para pemain Perkesa diantaranya adalah Eko Prayogo, Freddy Muli, Suharno, ataupun juga Socheh.
Hebatnya, nama – nama tersebut sampai sekarang masih aktif di lapangan hijau. Hanya, statusnya bukan lagi sebagai pemain karena usianya yang sudah uzur. Namun, kini ia berkiprah sebagai pelatih. Eko menjadi pembina klub Mitra Surabaya, anggota internal Persebaya, Freddy menjadi salah satu pelatih papan atas Indonesia, dan Socheh memegang klub – klub yang ada di Surabaya dan sekitarnya.
Baca juga : Wisata Kota Bandung
Namun, Perkesa tidak mampu untuk bertahan lama di Sidoarjo. Pada tahun 1989, Perkesa pindah ke Jogjakarta dan berganti nama menjadi Perkesa Mataram. Kemudian pindah lagi ke Cibinong dan menjadi Perkesa Indocement dan terakhir menjadi Perkesa Trisakti. Sampai saat ini, nama Perkesa sudah tidak berkiprah lagi di ajang perhelatan sepak bola tanah air, terkesan tim ini baik hilang ditelan bumi.
Hanya, sejarah sepak bola Indonesia tetap mencatat jika ada klub yang pernah mewarnai perjalanannya menjadi tim nasional yaitu Perkesa dan berhome base di Sidoarjo. Jadi, Deltras bukan yang pertama kali ada di Kota Udang, tapi Perkesa juga pernah ada dan eksis.
Lima musim absen di kasta tertinggi Liga Indonesia, tidak menyurutkan semangat dan kesetiaan Deltamania untuk terus menemani Deltras, dan tahun ini 2019 akan menjadi tahun ke-6 The Lobsters absen di kasta tertinggi pesebak bola Indonesia.
Absen di kasta tertinggi bukan hal yang sangat buruk. Tim raksasa Eropa sekelas Manchester United, Juventus, Atletico Madrid, dan Liverpool pun pernah mengalaminya. Tetapi untuk suporter militan sekelas Deltamania, pastinya sangat kecewa akan hal itu.
Baca juga : Sejarah Kota Bandung
Deltras Sidoarjo dalam beberapa tahun terakhir terus mengalami penurunan dan harus bermain di Liga Nusantara atau kasta ketiga kompetisi sepak bola Indonesia.
Prestasi
Liga Indonesia
- 1994/95: Peringkat ke-5 Wilayah Timur
- 1995/96: Babak 12 Besar
- 1996/97: Babak 12 Besar
- 1997/98: Kompetisi dihentikan
- 1998/99: Peringkat ke-5 Grup D
- 1999/00: Peringkat ke-12 Wilayah Timur
- 2001: Peringkat ke-9 Wilayah Timur
- 2002: Peringkat ke-5 Wilayah Timur
- 2003: Peringkat ke-12
- 2004: Peringkat ke-18
- 2005: Peringkat ke-13 Wilayah Barat
- 2006: Peringkat ke-12 Wilayah Timur
- 2007: Babak 8 Besar Divisi Utama (Peringkat ke-3 Wilayah Timur, lolos Superliga)
- 2009/10: Runner-up (Promosi)
- 2017: 8 Besar Liga 3 Indonesia
Superliga Indonesia
- 2008/09: Peringkat ke-16 (Degradasi)
- 2010/11: Peringkat ke-13
- 2011/12: Peringkat ke-17 (Degradasi)
Liga 3 (Liga Nusantara)
- 2016/17: Juara 3 Liga Kapal Api Regional Jatim 2017
- 2016/17: 16 Besar Liga 3 Zona Nasional
- 2017/18: Peringkat 4 Liga 3 Zona Jawa Timur
Piala Indonesia
- 2005: Putaran 2
- 2006: Perempat final
- 2007: Perempat final
- 2008/09: Semifinal
- 2009/10: Putaran 1
- 2017/18: Putaran 1
Demikian penjelasan mengenai sejarah klub sepak bola Deltras FC kali ini. Semoga menjadi wawasan untuk para pembaca sekalian.