Anda kenal Sri Prakash Lohia? Jika tidak kenal, Apa Anda tahu Wisma Indorama yang terletak di Rasuna Said? Itu adalah salah satu asetnya. Dalam versi Forbes, pria keturunan India ini adalah orang terkaya nomor 5 di Indonesia, sedangkan menurut Globe Asia, ia berada di posisi keenam. Dibanding dengan keluarga kaya raya lainnya, pemberitaan tentang Sri Prakash Lohia memang relatif sedikit. Lalu bagaimana kisah suksesnya? Berikut ulasan lengkapnya untuk Anda.
Daftar Isi
Sri Prakash Lohia: Kisah Hidup yang Inspiratif
Sri Prakash Lohia lahir tanggal 11 Agustus 1952 di India. Ayahnya adalah Mohan Lal Lohia, pengusaha garmen yang membuka usahanya di Indonesia sejak tahun 1973 silam. Sedangkan ibunya bernama Kachan Devi Lohia. Keluarganya sangat berkecukupan hingga mengantarkannya menjadi lulusan Universitas New Delhi dan mendapat gelar Bachelor of Commerce. Tak hanya itu, Prakash merupakan ipar dari Lakshmi Mittal, bos produsen baja terbesar di dunia bernama Arcelor Mittal sekaligus orang terkaya keempat di dunia. Mittal adalah saudara kandung Seema Mittal yang menikah dengan Prakash. Kekayaan Lakshmi Mittal mencapai US$ 16,7 miliar setara dengan Rp 248 triliun. Meskipun dari keluarga kaya raya, namun ia tidak menghabiskan masa mudanya untuk bersantai saja. Terbukti sejak usia 19 tahun, Prakash mulai membantu ayahnya berbisnis.
Awal Bisnis Sri Prakash Lohia
Tahun 1974, ayah Prakash mendirikan pabrik benang pintal bernama Indorama Synthethic yang bermarkas di Purwakarta, Jawa Barat. Masa awal pendirian perusahaan tersebut adalah masa sulit sebab berbagai masalah menghampiri. Namun mereka masih sangat yakin saat itu sebab belum ada pemain besar yang menjalankan bidang tersebut. Berbekal investasi awal sebesar US$ 10 juta, bisnis tersebut dikembangkan dengan modal 2000 karyawan. Perusahaan tersebut kemudian berkembang menjadi produsen benang terbesar di Indonesia mulai dari bahan baku tekstil hingga manufaktur yang tersebar di seluruh Indonesia, Uzbekistan, dan Thailand.
Baca juga : Joko Widodo
Akhir tahun 1980-an, Ayahnya Manohar Lal membagi kerajaan bisnisnya menjadi tiga bagian agar tidak terjadi perselisihan. Om Prakash (kakak Sri Prakash) mengelola Indorama Synthethics di kampung halaman. Sedangkan adiknya, Aloke Prakash mengelola Indorama Holding di Thailand. Sri Prakash Lohia mengelola dinasti bisnis keluarganya di Indonesia. Tahun 1975, bersama dengan saudaranya Anil Prakash, mereka mencoba industri petrokimia yakni bisnis serat poliester dan PET (Polyethylene Terephthalate) poliester botol Pepsi atau Coca Cola. Pada tahun yang sama, adiknya juga mulai membangun PET manufaktur, Indorama Ventures di Thailand. Pundi-pundi uang semakin deras seiring dengan Indorama yang maju pesat hingga memantapkan Prakash berbisnis di bidang Petrokimia.
Tahun 2006, Sri Prakash Lohia membuat gebrakan baru dengan mengakuisisi produsen poliolefin di Nigeria bernama Perusahaan Eleme yang berada di bawah kendali Pemerintah Nigeria. Kinerja Eleme yang saat itu sedang buruk malah bertambah bagus bahkan membuat Indorama menjadi salah satu penghasil poliolefin terbesar kedua di Afrika. Prakash kemudian membeli perusahaan lokal yang sebelumnya dibuat Pemerintah bernama National Petroleum Corporation. Menginjak tahun 2012, Prakash membeli Old World Industries Inc, yaitu divisi kimia AS di Nigeria. Perusahaan tersebut hampir bangkrut lalu dijual melalui proses pelelangan.
Baca juga : B. J. Habibie
Alhasil, dengan sentuhan Prakash, bisnis yang hampir keok dirombak secara besar-besaran menjadi bisnis paling menguntungkan hingga menyumbangkan kekayaan terbesar baginya. Kisah inspiratifnya yang berhasil melakukan privatisasi pada pabrik yang hampir bangkrut ini sering menjadi studi kasus untuk privatisasi lembaga keuangan dunia seperti Bank Dunia. Untuk mengelola perusahaan, Prakash mempercayakan Amit Lohia, anak pertama dari pernikahan Prakash dengan Seema Lohia. Amit adalah lulusan Universitas Pennsylvania dengan predikat Magna Cum Laude. Sedangkan anak keduanya, Shruti Hora adalah lulusan Babson College yang juga mengikuti jejak bisnis ayahnya.
Kekayaan Sri Prakash Lohia
Terasa sulit dibayangkan jika perusahaan yang bermodalkan awal sebesar US$ 10 juta kini melonjak drastis menjadi perusahaan yang bernilai US$7 miliar atau setara dnegan Rp 67,3 triliun. Bisnis perusahaannya telah tersebar di seluruh dunia dimana Indorama Group atau Indorama Corporation memiliki 39 di 19 negara. Sri Prakash memilki karyawan lebih dari 19 ribu orang di beberapa perusahaan yang tersebar di Nigeria, Turki, Thailand, dan Amerika. Di Indonesia sendiri, perusahaan Prakash bisa ditemukan dengan mudah d berbagai kota besar khususnya Jakarta. Dan seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa anak-anaknya telah ditugaskan untuk mengelolanya.
Baca juga : Hotman Paris Hutapea
Produk-produk unggulan perusahaan Prakash seperti PET, resin, Polyethylene, Polyester, Polypropylene, dan sarung tangan medis telah masuk dalam produk unggulan Indorama Corporation. Tahun 2017, Prakash memiliki kekayaan sebesar US$ 6,4 miliar atau setara dengan Rp 92,8 triliun. Sedangkan, hingga bulan Maret 2019, pria yang kini bertempat tinggal di London, Inggris tersebut telah memiliki harta sebesar US$ 7,3 miliar ata Rp 105, 85 triliun rupiah. Tak heran, jika kekayaannya tersebut membawa namanya menjadi salah satu orang terkaya nomor 5 di Indonesia menurut majalah Forbes. Ia kalah dari Hartono bersaudara, Eka Tjipta Widjaja, Susilo Wonowidjojo, dan Anthoni Salim. Tak hanya bergelimang harta, Prakash juga sempat memperoleh penghargaan bergengsi bernama Pravasi Bharatiya Samman Award atau overseas Indian Award tahun 2012 yang diberikan langsung dari Presiden India.
Ketika ditanya mengenai kunci kesuksesan, Prakas menjelaskan bahwa kuncinya adalah kemauan dalam mempertimbangkan dan memperhitungkan bisinis yang dijalankan hingga mencapai kesuksesan. Pertimbangan-pertimbangan yang dimaksud adalah bagaimana memilih lokasi yang tepat sehingga mencapai prospek yang baik dalam berinvestasi, mencari sumber-sumber bahan baku, turut menjaga ketersediaan bahan baku, menentukan harga yang wajar namun tetap menguntungkan, serta memberikan diskon dan potongan harga kepada pelanggan namun tetap kompetitif.
Baca juga : Bob Sadino
Ia menambahkan selain faktor-faktor diatas, upaya terpenting dalam membangun bisnis besar adalah mempertahankan pembiayaan yang mengelola dan memanfaatkan kerja sama dengan berbagai lembaga keuangan Internasional seperti Bank Swasta atau Bank Internasional serta Finance Corporation. Lalu tak lupa untuk berkomitmen membayar tepat waktu. Prakash jua menjabarkan bahwa salah satu hal yang membuat perusahaannya dapat mengatur karyawan berjumlah 19 ribu orang di seluruh dunia adalah dengan mendidik dan memilih manajer yang tepat dan kompeten dalam menjalankan perusahaan atau bisnisnya.
Tak puas sampai disini, demi langkah selanjutnya, Sri Prakash Lohia berfokus untuk membidik peluang yang digadang-gadang bisa diperhitungkan akan berpeluang secara maju dan terbukan dalam lima samapi 10 tahun ke depan. Sri Prakash Lohia saat ini tengah mengerjakan megaproyek yang berada di Nigeria, Timur Tengah, dan Uzbekistan yang memiliki nilai sebesar US$ 5 miliar. Dimana proyek-proyek tersebut adalah bisnis yang memiliki jangka waktu lama untuk beroperasi. Sangat menguntungkan bukan?
Baca juga : Jack Ma
Semoga ulasan singkat tentang kisah inspiratif Sri Prakash Lohia dapat memberikan sebuah motivasi kepada semua orang bahwa kesuksesan adalah hak setiap manusia tergantung dari seberapa komitmen dan keseriusannya untuk berjuang.