Alibaba Group : E-Commerce AI Raksasa Dari China

Nama besar Alibaba sebagai perusahaan e-commerce raksasa tidak bisa dipisahkan dari pendirinya, Jack Ma. Salah satu orang terkaya di China tersebut sukses membangun kerajaan Alibaba Group dengan berbagai sektor seperti marketplace, fintech, hingga industri film. Namun, saat ini Jack Ma mengundurkan diri sebagai CEO Alibaba Group agar lebih fokus pada filantropi dan edukasi. Pimpinan kerajaan bisnis Alibaba beralih dipegang oleh Daniel Zhang. Apapun itu, sosok dibalik kejayaan Alibaba tetaplah Jack Ma. Kegigihan dan semangat pantang menyerang, guru bahasa Inggris bisa menjadi konglomerat China yang bergelimang harta. Bagaimana perjalanan kesuksesan Alibaba Group? Simak baik-baik ya.

Alibaba Group : E-Commerce AI Raksasa Dari China

Alibaba Group adalah induk grup dari berbagai perusahaan. Bahkan, awal tahun 2016, Alibaba Group berhasil mengakuisisi perusahaan e-commerce berbasis Asia Tenggara, yakni Lazada sebesar US$ 1 miliar atau Rp 13 triliun. Modal untuk mendirikan perusahaan Alibaba dengan modal US$ 60 ribu. Dana tersebut berasal dari pinjaman 18 orang yang dikumpulkan di apartemen Jack Ma setelah 2 jam ia berpidato. Usaha ini kemudian dimulai dari apartemen kecil nan kumuh di Hangzhou tahun 1999 silam. Sistem internetnya juga masih dial up.

Jack Ma Orang Terkaya
Jack Ma Orang Terkaya

Tahun 2003, saat China dihantam oleh gelombang panas yang menyerang berdampak pada perusahaan Jack Ma. Pada waktu bekerja, AC tidak boleh dinyalakan bahkan pemadaman listrik secara bergilir pun dilakukan. Masuk tahun 2000, Alibaba Group membuka kantor di Silicon Valley dan menyewa rumah di California. Karyawan yang direkrut oleh Jack Ma adalah orang-orang pedesaan dengan latar belakang pertanian dari Hangzhou, China untuk mendukung kelangsungan perusahaan Alibaba Group.

Baca juga : Biografi Jack Ma

Hal itu dilakukan sebab Alibaba tidak bisa memberikan gaji lulusan universitas terbaik China dengan USD. Di awal terbentuk, pegawai Jack Ma bisa bekerja selama tujuh hari seminggu dan dalam sehari kerjanya mencapai 16 jam. Bahkan, terkadang Jack Ma meminta karyawan baru untuk bermukim di kantor agar perjalanan dari rumah ke kantor tidak boleh melebihi 15 menit. Mengingat perusahaan Alibaba Group ingin berkembang dengan kinerja karyawan yang tinggi. Awalnya, Jack membuat merekrut banyak manajer baru dengan CV yang bagus berlatar pendidikan tinggi. Ternyata orang –orang tersebut hanya bagus di atas kertas, tetapi tidak bisa bekerja dengan baik. Akhirnya, mereka dikeluarkan dan Alibaba Group berada di bawah kendali lama.

Meskipun, di atas kertas mereka memiliki kualifikasi rendah, namun segalanya berjalan lancar. Menurutnya, lulusan sekolah lokal yang bisa bekerja tim jauh lebih baik daripada lulusan perguruan tinggi, namun tidak sesuai dengan operasi kerja perusahaan. Sistem penggajian Alibaba Group relatif sama dengan perusahaan lain. Hal yang membedakan adalah Jack Ma sangat mudah memberikan saham perusahaan. Ia percaya jika pegawai akan lebih bekerja keras jika saham dimiliki bersama. Beberapa naungan perusahaan di bawah Alibaba Group, antara lain:

Alibaba Group

Alibaba Group
Alibaba Group

1. Alibaba.com

Alibaba.com adalah layanan e-commerce dengan berbagai customer yang berasal dari 200 negara dan fokus pada B2B e-commerce. Layanan ini menghubungkan berbagai jenis usaha kecil dan menengah hingga bisa berkembang ke luar China. Marketplace yang menjadi bisnis pertama Alibaba kini menjadi salah satu e-commerce terbesar di dunia. Jumlah pembeli di situs Alibaba.com diketahui mencapai 190 negara. Pengunjungnya tidak hanya individu, namun juga penegcer, produsen, pedagang besar, usaha kecil menengah pada bidang ekspor impor serta agen perdangangan.

Baca juga : MarketPlace Indonesia

2. 1688.com

Jack Ma tak hanya puas dengan Alibaba.com, situs 1688.com sebagai agen jual beli lokal barang eceran maupun grosiran muncul. Barang-barang yang diperdagangkan mulai dari aksesoris, pakaian, perabotan rumah tangga, makanan, dan minuman lokal. Terutama para pedagang besar ritel di China mendapat pasokan melalui situs tersebut.

3. Taobao

Popularitas ponsel pintar dimanfaatkan Alibaba untuk mendirikan Taobao sebagai situs e-commerce atau marketplace mirip dengan e-Bay. Taobao dibagi menjadi tiga perusahaan mulai dari eTao, Taobao Mall, dan Taobao Marketplace. Taobao menjadi salah satu solusi layanan agen belanja agar pelanggan asing dari luar China.

Alibaba Group : E-Commerce AI Raksasa Dari China
Alibaba Group : E-Commerce AI Raksasa Dari China

4. Alimama

Tahun 2007, Alibaba kembali melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan perusahaan di bidang teknologi pemasaran. Alimama menyediakan platform untuk menaruh display pemasaran di situs web dan aplikasi pihak ketiga. Sehingga jangkauan promosi dna pemasaran akun diharapkan bisa meluas.

Baca juga : Strategi Marketing Bisnis

5. Tmall

Kemudian, Alibaba Group mengembangkan platform Business to Consumer (B2C) yang disebut Tmall. Targetnya adalah masyarakat lembaga kalangan atas sebab layanan yang ditawarkan adalah layanan premium. Tmall telah berhasil menarik merek-merek asing.

6. Alibaba Cloud

Alibaba Cloud berdiri pada tahun 2009 bagi para pelaku bisnis layanan cloud computing di China maupun negara lain di seluruh dunia seperti UKM, perusahaan-perusahaan besar, startup, maupun pemerintah.

7. All Express

Sayap Alibaba terus berkembang dengan pendirian perusahaan jasa logistik atau pengiriman barang di tahun 2010 bernama Ali Express. Penggunaan layanan tersebut diharapkan mampu membuat pembeli negara lain bisa membeli produk pedagang besar di China secara langsung.

Alibaba
Alibaba

8. Cainiao Network

Perusahaan jaringan logistik juga dihadirkan oleh Jack Ma. Satu visi yang ingin dicapai oleh perusahaan Cainiao Network adalah mengirim pesanan ke konsumen di wilayah China hanya dalam 24 jam, dan 72 jam ke negara lain.

Baca juga : Branding Era Digital

9. Ant Financial

Peruntungan bidang fintech ingin dijajal oleh Alibaba Group dengan mendirikan Ant Financial pada tahun 2014. Melalui aplikasi Alipay, Ant Financial menjadi perusahaan fintech raksasa di dunia. Layanan yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut adalah inklusi keuangan yang aman bagi usaha kecil serta membangun sistem kredit bersama. Pad a1 November 2006, Ant Financial menyuntikkan dana ke perusahaan Ascend Money, yaitu induk perusahaan True Money. Seperti diketahui True Money ada di Indonesia sejak September 2015 setelah diakuisis pemilik lisensi e-money di Indonesia, Witami, Tunai Mandiri.

10. Alibaba Pictures

Bisnis film dan hiburan mulai dijajal oleh Alibab Group dengan mendirikan Alibaba Pictures. Tak disangkan, tahun 2016, perusahaan tersebut membeli saham minoritas pemilik DreamWorksPictures. Selain itu, Alibaba Pictures juga membeli saham divisi sinema perusahaan China Wanda Film.

11. Youku

Salah satu video streaming paling populer di China adalah Youku. Youku berhasil meningkatkan pendapatan Alibaba lebih dari 40 persen setiap tahun.

Saham-Saham Alibaba Group

E-Commerce Raksasa
E-Commerce Raksasa

Beberapa saham-saham yang dimiliki oleh Alibaba Group, antara lain:

Baca juga : Pengertian Pajak

Pemilik Saham Minoritas Tokopedia

Alibaba Group dibesarkan dari bisnis e-commerce sejak 1999 dan selamanya tidak akan pernah berhenti. Hal tersebut dibuktikan dari komitmennya berinvestasi di Tokopedia sebagai salah satu marketplace terbesar di Indonesia. Alibaba memberikan modal senilai USD 1,1 miliar atau setara dengan Rp 14.9 triliun pada tahun 2017. Hal ini membuat Alibaba Group menjadi salah satu pemegang saham minoritas Tokopedia.

Pemilik Saham Mayoritas Lazada

saham alibaba group
saham alibaba group

Alibaba Group mengakuisisi 67% saham Lazada senilai US$ 1 miliar di pasar Asia Tenggara. Hal ini sekaligus menjadikan Alibaba menjadi pemegang saham mayoritas 6 negara termasuk Indonesia. Maret 2018, Alibaba Group kembali menginvestasikan US$ 2 miliar atau Rp 27 triliun sehingga total nilai investasinya adalah US$ 4 miliar.

Kerja sama dengan J&T Express

Alibaba dan J&T Express melakukan kerja sama bulan Mei 2017 yang menghasilkan J&T Alibaba. Kerja sama tersebut membuat J&T Express menyosialisasikan servis dari Alibaba dan bukan sebagai mitra logistik.

Karena Alibaba Group terus berkembang, akhirnya perusahaan tersebut berani menandatangani kesepakatan menjad sponsor utama Olimpiade 2028 bersma Coca Cola, McDonals dan perusahaan besar lainnya. Demikian perjalanan Alibaba Group dan semoga bermanfaat.